Kamis, 09 Juni 2011

Sejarah Paroki


Sejarah Paroki
Kisah kelahiran Paroki Immanuel Sanggeng dimulai dengan dibentuknya stasi Sanggeng pada sekitar tahun 1950-an. Stasi Sanggeng pada waktu itu merupakan bagian dari Paroki Agustinus. 
Paroki Agustinus sendiri adalah paroki perdana yang menjadi pohon rohani  yang terus tumbuh mekar hingga menghasilkan buah-buah ranum berupa paroki-paroki baru yang kini juga telah tumbuh dan berkembang menjadi pohon-pohon rindang dan menyejukkan.
Sejarah sampai pada terbentuknya Paroki Immanuel, diawali pada tahun 1956 dimana saat itu para misionaris dari Ordo Santo Augustinus (OSA) mengambil alih wilayah kerja pastoral Manokwari, yang sebelumnya dipegang oleh biarawan OFM. Dan pada tanggal 19 Desember 1959 Tahta Suci mendirikan Prefektur Apostolik Manokwari, dengan Mgr. Petrus van Diepen, OSA menjadi Prefek pertama. Selanjutnya pada tanggal 3 Desember 1966 Prefektur Apostolik Manokwari ditetapkan menjadi Keuskupan Manokwari. Peristiwa-peristiwa tersebut menandai dinamika perkembangan Gereja Katolik di Manokwari pada masa-masa awal. Misi mewartakan “kabar gembira” dan kerajaan Allah oleh para misionaris Barat ditengah kesulitan dan keterbatasan pada masa-masa awal, ibarat menabur biji-biji anggur di tengah semak belukar. Salah satu dari sekian biji anggur yang ditabur oleh pater-pater bule saat itu, telah tumbuh menjadi pohon anggur yang berbuah lebat.
Riwayat Paroki bermula ketika sejumlah tokoh umat katolik dan para pastor yang bermukin di pastoran St. Agustinus khususnya pater Harry van de Griten, OSA yang sering melayani di Arfai. Pada zaman Belanda pater Engelbertus van Baarsen, OSA sudah menjadi pastor tentara di Arfai (PVK: Papoea Vrijwilligers Korps)
Seiring dengan perkembangan kemajuan zaman dan berkembangnya wilayah Manokwari maka mulailah sejarah paroki ini. Umat semakin banyak dan kebutuhan akan gedung gereja baru yang lebih besar semakin dirasakan. Pada Desember 1985 diresmikanlah gedung gereja baru tepat di samping gedung lama dengan nama Gereja Immanuel dan terpisah dengan Paroki Agustinus.
Pohon anggur itu adalah personifikasi dari umat stasi Sanggeng yang pada akhirnya bermetamorfosa menjadi paroki Immanuel yang kita kenal sekarang. Tidak diceritakan secara pasti siapa-siapa dan berapa jumlah umat pertama stasi Sanggeng saat itu, tetapi yang pasti mereka adalah sekumpulan pendatang yang berprofesi sebagai karyawan Misi, pegawai di perusahan perkapalan Belanda (sekarang jadi kompleks angkatan laut/Fasharkan) dan sebagian lagi berprofesi sebagai guru.
Sejalan dengan perkembangan pembangunan yang meningkat pesat serta mulai menggeliatnya kehidupan perekonomian di kota Manokwari maka kondisi ini juga berdampak pada peningkatan arus urbanisasi dari luar daerah. Kehadiran para urban dari daerah-daerah lain mengakibatkan peningkatan jumlah umat katolik yang cukup signifikan. Stasi Sanggeng yang semula merupakan stasi  kecil, dari hari ke hari berkembang pesat dengan penyebaran umat yang semakin luas. Wilayah stasi yang semula hanya ada di Sanggeng dan sekitarnya, berkembang menjadi sampai ke kompleks pemukiman baru seperti Wosi, Rendani, Sowi, Arfai hingga Maripi.
Pencarian jati diri menuju paroki mandiri, menunjukkan komitmen umat dan para pimpinan gereja katolik di Keuskupan Manokwari Sorong akan perkembangan iman katolik, juga sekaligus memperlihatkan bahwa kini biji-biji anggur tidak lagi ditabur di rerumputan dan semak belukar tapi di ladang penuh humus – gereja Tuhan – 
Paroki Immanuel Sanggeng Manokwari.

1 komentar:

  1. Situs Slot Online Joker123 | Situs Judi Online Casino
    sudah kalian. Situs Judi 샌즈카지노 online slot online milyaran rupiah di Indonesia, situs judi 바카라 사이트 online terbaik yang mempunyai produk seperti slot gacor, slot joker123 카지노 terbaik

    BalasHapus